Rausyan Fikr Menjadi Post-Pendekatan Kebebasan Masyarakat Ali Syari’ati

Peradaban Islam dari masa ke masa menjadikan eksistensi islam itu sendiri mengalami dinamisasi ilmu pengetahuan, pola yang dibangun para aktor-aktor pemikiran islam untuk mempertahankan keilmuan agar dimasa depan konsistensi keilmuan islam itu sendiri menjadi refensi umat islam pada tatanan pendidikan pada khususnya. Sebelum islam menepati masa kejayaannya tidak menutup kemungkinan terjadi pergelokan yang sangat panjang yang sangat banyak oleh kubu barat seperti eropa dan lainnya. Sehingga proses ilmu pengetahuan banyak yang dipengaruhi oleh kubu barat sendiri. Akan tetapi Islam sendiri masi konsisten dalam mempertahankan keilmuanya.

Memasuki abad Modern muncul para pemikir-pemikir muda dari kalangan islam itu sendiri salah satu nya Muhammad Ali Syariati, lahir di khurasan, iran beliau terkenal sebagai pemikir islam dengan pola gagasan, konsep, pendidikan nya menggunakan asimilasi pemikiran timur dan barat sehingga menciptakan pemikiran Rausyan Fikr

Ali Syari’ati merupakan sosok yang komplit. Beliau bukan hanya (agamawan an sich) , namun juga politikus ulung dan idiologi yang aktif terlibat dalam pergerakan politik bangsanya sendiri. Ali syariati mekemukakan sebuah konsep, yang meski terpengaruh oleh para pemikir mazhab Paris yang menekankan humanisme dan eksistensialisme, namun berhasil direkayasa sosial (social engeenering) oleh Syariati dengan epistemologi yang islami. Hasilnya, konsep ini bukan hanya memiliki pijakan dalam konsepsi keislaman, namun juga dapat memperkaya wacana Islamic Andragogy dalam tradisi Islam itu sendiri.

Rausyan Fikir secara difinisi adalah pemikir yang tercerahkan, tidak sekedar pemikir, tapi pimikir yang mempunyai misi dan idioolgi, hal ini dijelaskan oleh Ali Syariati perbedaannya jika ilmuwan menemukan kenyataannya jikalau rausyan fikr menemukan kebenaran yang ideal dan memberikan penilaian sebagaimana seharusnya, tidak behenti di teori di konsep. Ciri dari rausyan fikr antara lain; 1. sadar akan ‘keadaan kemanusiaan’ (human condition) dimasanya, 2. Sadar akan setting historis kehidupan (masyarakat di fahami secara global), 3. Ikut merasa bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan. Tidak dengan diprokoasi, diberdayakan, jika hanya di giring sebelum mereka bangun pada saat nya mereka akan meniggalkan, seandainya ada yang mendorong mereka maka lebih Kualivaid

Tujuan Rausyan Fikr sendiri dengan membangkitkan kesadaran diri dari rakyat jelata. Karena hanya kesadaran dirilah yang mampu mengubah rakyat yang statisdan bodoh manjadi kekuatanyang dinamis dan kreatif.

Oleh sebab itu faktor pemicu adanya Rausyan Fikr sendiri adalah adanya kesenjangan sosial antara lain; 1. Kaumter pelajar dengan rakyat jelata, 2.  Kaun intelektual dengan Ulama’, 3. Teori dengan paktek, 4. Rakyat dari budaynya sendiri akibat pengaruh ide-ide luar yang hegemonik

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *